Usaha minuman kian menggeliat di tanah air. Cheese Tea alias teh keju
jadi peluang usaha baru yang menguntungkan untuk masyarakat.
Belakangan minuman Cheese Tea jadi buruan para penggemar dessert. Sebagian orang bahkan rela antri hingga satu jam untuk mendapatkan satu gelas Cheese Tea.
Dimas Herlambang, Founder UnYu
Cheese Tea mengaku minuman ini tengah jadi trend. Sehingga, wajar bila
gerai Cheese tea dipenuhi oleh konsumen. "Konsumen penasaran ingin
mencoba karena minuman ini unik, perpaduan antara teh dengan cream keju," kata Dimas.
Thamrin
Sugari, Pemilik KIMI Cheese Tea menjelaskan minuman ini sudah dikenal
sejak tahun 2017 lalu. Namun, baru pertengahan tahun lalu Cheese Tea
ngetrend di kalangan masyarakat. "Ngetrendnya Cheese Tea dipengaruhi
semakin banyaknya pemain baru yang bermunculan," kata Thamrin.
Meski
semakin banyak jumlah penjual Cheese Tea, Thamrin mengaku suasana
persaingan masih terkendali. Alasannya, setiap brand Cheese Tea
mempunyai pasar masing-masing.
Dimas pun sependapat dengan
Thamrin. Pemilik UnYu ini bilang suasana persaingan masih sehat dan
masih ada peluang untuk berkembang.
Pengusaha wajib kreatif dan inovatif
Meski persaingan belum terasa ketat, tidak membuat para pengusaha
Cheese Tea dapat berleha-leha. Mereka saling memasang strategi untuk
mengembangkan usaha sehingga bisa tetap eksis.
Dimas mengaku
setiap tiga bulan sekali selalu menghadirkan minimal satu menu baru.
"Karena konsumen kami adalah millenial yang cenderung dinamis jadi kami
harus mengikuti selera mereka," jelasnya.
Sekarang, UnYu menjual enam varian Cheese Tea, Yuzu orange chizu jadi menu paling best seller.
Selain
itu, Dimas getol melakukan digital marketing melalui berbagai media
sosial salah satunya Instagram. Dengan harapan, mereka dapat mengundang
datangnya para konsumen baru. Dan, lebih mendekatkan brand UnYu dengan
konsumen.
Sekedar info, UnYu mulai beroperasi sekitar awal tahun
2019. Meski masih berumur jagung, Dimas sudah mengoperasikan 70 gerai
yang tersebar di seluruh Indonesia.
Membidik konsumen kelas menengah ke bawah, Dimas membandrol harga UnYu mulai dari Rp 7.000 - Rp 15.000 per gelas.
Lain
cerita dengan Thamrin, dia memilih untuk menyasar konsumen kalangan
menengah ke atas. Dia pun mematok harga jual minumannya mulai dari Rp
25.000 sampai Rp 35.000 per gelas.
Agar bisnis tetap eksis,
Thamrin rajin menciptakan varian menu baru. Umumnya, dia menciptakan
satu menu baru per tiga bulan. White Rabbit merupakan menu yang baru
rilisnya sebulan lalu.
Lainnya, dia memilih untuk menawarkan
berbagai promo untuk menarik datangnya pembeli baru. Misalnya, dia
memasang promo paket combo Cheese Tea.
0 Comments