Super Blood Moon 21 Januari tidak terjadi di Indonesia


Artikel Hiburan - Para pengamat dan penggemar astronomi tengah menantikan gerhana Super Blood Moon. Fenomena spesial itu akan terjadi pada 21 Januari 2019. Namun, di langit Indonesia, bulan hanya purnama dengan agak super.

Pada Januari ini, jarak bulan tengah dalam posisi terdekatnya dengan bumi atau disebut perigee. Saat 22 Januari, bulan mencapai jarak terdekatnya dengan bumi sejauh 357.342 kilometer.

Sebelum itu pada 21 Januari, bulan akan muncul secara penuh atau purnama di wilayah Indonesia.

"Disebut Bulan Super karena bulan memasuki fase purnama saat berada pada jarak terdekat dengan Bumi," kata Avivah Yamani, penggiat astronomi di komunitas Langit Selatan Bandung, Ahad, 13 
Januari 2019.

Pada hari itu, bulan akan berada di atas cakrawala sejak matahari terbenam sampai fajar tiba. Jika langit cerah, kondisi itu kesempatan baik untuk mengamati bulan dan kawah-kawahnya.

"Setelah fase purnama, waktu terbit bulan secara perlahan akan bergeser semakin malam," katanya.

Wilayah Indonesia hanya kebagian Bulan Super. Berbeda dengan wilayah Pasifik Tengah, Amerika,  Eropa dan Afrika. Di lokasi itu selain Bulan Super, berlanjut ke fenomena gerhana bulan total yang disebut Super Blood Moon.

Istilah Blood merujuk pada warna bulan. Ketika purnama biasa terlihat pucat, kemudian berubah menjadi kemerahan akibat proses gerhana total. Penyebabnya karena bumi membiaskan gelombang cahaya matahari.

Saat gerhana bulan, posisi bumi berada di antara matahari dan bulan. Bagi pengamat di sebagian wilayah, bumi menghalangi pancaran sinar matahari ke bulan. Namun bagi pengamat di wilayah lain seperti Indonesia, karena perbedaan letak geografis, cahaya matahari ke bulan tidak terhalangi.

Karena itu yang bakal terlihat hanya purnama tanpa gerhana.

Post a Comment

0 Comments