Wedang jahe, bandrek, ronde, dan sebangsanya telat lama dianggap
sebagai minuman berkhasiat untuk mengatasi radang, demam, serta
mengatasi rasa dingin.
Namun, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Cell Host Microbes tahun 2018 mengungkap, minuman hangat itu punya khasiat lebih besar dari yang diduga.
Jahe
yang terkandung pada minuman itu memengaruhi keseimbangan mikrobiota
dalam saluran pencernaan manusia sedemikian sehingga bisa membantu
mencegah peradangan dinding usus dan melancarkan metabolisme.
Huang
Ge Zhang, pakar mikrobiologi dari Universitas Louisville di Texas
meneliti vesikula ekstraseluler pada (ELN) akar jahe. Ia menemukan
banyak sekali mikro RNA dalam vesikula itu.
Ia lantas memurnikan
ELN jahe dan memberikannya pada tikus putih sebagai makanan. Zang
menjumpai, saluran pencernaan tikus outih menjadi lebih kaya dengan
Lactobacillus, terutama Lactobacillus rhamnosu.
Semakin penasaran
dengan dampak kesehatan jahe, Zhang mencekok sekelompok tikus puti
dengan larutan sodium dekstran sulfat. Tujuannya, menginduksi terjadinya
radang dan luka pada lambung dan usus.
Setelah pencekokan, Zhang memberikan ELN jahe pada satu kelompok tikus satu serta membiarkan kelompok tikus lain tanpa obat.
Penelitian
mengungkap, luka pada kelompok tikus yang diberi ELN jahe bisa sembuh
cepat sementara pada kelompok tikus lain tetap ada.
Menurut
Zhang, mikro-RNA pada ELN jahe memengaruhi ekspresi gen mikrobiota dalam
tubuh, salah satunya memicu produksi enzim yang memicu ekspresi sitokin
IL-22, senyawa yang membantu perbaikan dinding saluran cerna.
Dituliskan The Scientist 1 Februari 2019 lalu, Zhang tertarik meneliti jahe karena semasa kecil selalu diberi wedang jahe oleh ibunya.
Kini
mengetahui manfaatnya yang tak kalah dengan yoghurt, ada baiknya kita
minum wedang jahe secara rutin. Murah, hangat, dan bermanfaat.
0 Comments